15 December 2012

Terjemahan PSP1800 Vol. 3


Vol. 3 / Takeru (SuG) x Hiroto (Alice Nine)


Suasana jadi memanas setelah mereka menemukan kesamaan yang tak terduga…

Takeru: Kami barusan ngobrol soal betapa bagusnya shampo yang dipake Hiroto.

Hiroto: Ya. Ini beneran bagus. Gimanapun juga make shampo itu adalah hal yang penting. Atau lebih bagus lagi, kalau kita make shampo yang bagus sama kondisioner, rambut kita gak bakalan rusak!


Takeru: Bener banget. Tapi aku nggak terlalu masalah sama merk yang kupake.

Hiroto: Gak bener tuh! Pastinya nggak bener.

Dia bakalan mulai~!

Hiroto: Mulai apaan? (tertawa)

Takeru: Kemarin, Shou bilang sejak keluargamu menjalankan bisnis salon kecantikan, sekalinya kamu ngomong masalah rambut, kamu bakalan kedengeran kayak orang yang udah ahli dalam urusan rambut dan kamu bakalan semangat banget kalau ngomongin itu (tertawa)

Jadi obrolannya udah dimulai. Entah gimana, hari ini Hiroto kelihatan kayak senior (tertawa)

Hiroto: Lucu sih, soalnya aku yang paling muda diantara anggota band ku (tertawa). Tapi aku nggak ngerasa kalau aku lebih tua dari Takeru.

Takeru: Bener tuh. Kita kan dari generasi yang sama.

Hiroto: Ya. Ngomong-ngomong, kamu apa, Takeru?

Takeru: Apaan?

Hiroto: Oh, bukan gitu maksudku (tertawa). Maksudku musik apa yang kamu dengerin waktu kamu mutusin buat mulai ngeband?

Takeru: Oh itu maksud dari “Apa” yang kamu bilang tadi (tertawa). Itu agak ngagetin. Aku dengerin Dragon Ash, ELLEGARDEN, ORANGE RANGE sama KORN.

Hiroto: Jadi kamu nggak mulai dengan dengerin Visual Kei.

Takeru: Iya. Adik perempuan ku yang suka Visual Kei, jadi aku nonton beberapa DVD  punya dia, baru abis itu aku belajar tentang Visual Kei. Lagu pertama yang aku cover itu lagunya SADS, ORANGE RANGE sama Nirvana.

Hiroto: Itu dari genre yang berbeda!

Takeru: Ya. Aku suka beberapa tipe musik yang berbeda. Dulunya aku suka musik dari beberapa idol, soalnya mereka punya kualitas yang tinggi. Sebenernya, pas pertama kali, aku nggak niat punya band, aku maunya jadi penulis drama dan pembuat film.

Hiroto: Hah?! Maksudnya?

Takeru: Aku gak begitu mahir dalam urusan musik.

Hiroto: Kamu? Trus kenapa kamu mulai ngeband?

Takeru: Abis dengerin lagunya hyde “666” (dirilis pada bulan Desember 2003). Aku merasa kayak dapat sebuah kejutan besar waktu aku pergi nonton pertunjukan live pertama kali. Pertunjukannya bagus banget, trus aku mikir “Gimana rasanya kalau dilihat dari atas panggung?”, abis itu aku mulai mikir buat ngeband.

Hiroto: Oh gitu. Yang mana kamu yang jadi vokalisnya?

Takeru: Iya. Soalnya aku cuma bisa nyanyi.

Hiroto: Aku ngerti. Jadi ini nggak seperti kamu mau ngeband karena hal ini lebih kelihatan kayak kamu ngerasain kalau di dalam suasana sebuah film itu terdapat musik.

Takeru: Bener. Bahkan sejak aku masih kecil, aku suka banget nonton film sama baca novel, jadi aku merasa mau bikin duniaku sendiri dimana dunia tersebut terhubung dengan musik.

Hiroto: Oh gitu. Itu menarik banget. Abis denger apa yang kamu omongin, aku merasa kalau ini sama persis dengan apa yang udah kamu kerjakan sama SuG. Kamu bisa melakukan semua hal yang kamu mau lakukan.

Takeru: Ya. Itu kayak musik kami didasari sama penciptaan.

Hiroto: Ya. Bener. Novel jenis apa yang kamu baca?

Takeru: Aku baca apa aja waktu aku masih kecil. Awalnya, aku baca “Gulliver’s Travel” (tertawa). Tapi novel pertama yang kubaca itu karyanya Ishida Ira.

Hiroto: Kalau yang kamu baca akhir-akhir ini apa?

Takeru: Satu novel yang aku baca akhir-akhir ini tuh novelnya Sakuraba Kazuki “Girl Rowans and Seven Seemingly Cute Adults”.

Hiroto: Apa kamu juga baca karyanya Nishino Ishin? Kayak “Ghostory”?

Takeru: Oh, aku pernah denger!

Hiroto: Ketimbang alur ceritanya, permainan kata-kata yang dia pake tuh lebih menarik. Karyanya Otsuichi juga menarik banget.

Takeru: Aku juga suka karyanya Otsuichi! Dulu waktu masih SMA, aku selalu baca karyanya tiap hari!

Hiroto: Aku juga banyak baca karyanya. Apa novel Otsuichi favoritmu?

Takeru: “The Lost Story”! Kalau kamu, Hiroto?

Hiroto: Aku suka “SEVEN ROOMS”, dari serial “ZOO”.

Takeru: Itu udah dibuat filmnya, kan? Itu bener-bener keren! Aku juga suka! Aku juga suka “ZOO”. Aku nemuin kalau ada adaptasi film dari video musik “Kiseki”-nya THE BACK HORN. Itu tema lagu buat filmya.

Hiroto: Gaya nulisnya Otsuichi fantastis banget, tapi bukannya itu bakalan menarik kalau ada beberapa nada sedih disitu?

Takeru: Ya! Udah pernah baca karyanya Tsunekawa Koutarou “Night Market”, Hiroto?

Hiroto: Belum.

Takeru: Kalau kamu suka karyanya Otsuichi, aku ngerekomendasiin novel itu! Aku yakin kamu pasti suka!

Hiroto: Beneran? Bakalan aku baca deh.

Kalian benar-benar menemukannya ya (tertawa)

Takeru: Ya!

Hiroto: Pastinya (tertawa). Tapi kamu beneran suka novel, kan?

Takeru: Suka banget. Aku suka film sama video musik juga! Waktu aku masih pelajar, aku bahkan cuma nonton acara TV yang nayangin video musik aja. Aku nonton semuanya dari #100 sampai #1!

Hiroto: Aku inget acara itu (tertawa). Aku juga dulu nonton itu. Tapi waktu kamu masih pelajar, bukankah ada banyak anak laki-laki lain yang juga baca novel, kan?

Takeru: Nggak ada. Tapi ada beberapa orang di dunia Visual Kei yang suka baca novel.

Hiroto: Bener. Semua yang aku lakuin waktu itu, dan yang aku lakuin sekarang cuma baca novel sama main gitar (tertawa). Karena bagian mendasar dari dalam diriku ini sangat menyedihkan (tertawa).

Takeru: Sama dong (tertawa). Tapi kamu agresif banget waktu di atas panggung, Hiroto! Kayak melompat ke atas speaker trus main gitar disana. Aku kaget banget waktu lihat kamu kayak gitu pas pertama kali.

Anehnya, orang ini (Hiroto) sebenarnya melakukan hal-hal  aneh kayak gitu juga (tertawa)

Hiroto: Ya (tertawa), Ya. Ya, gitu lah (tertawa).

Takeru: Ahahaha. Tapi kamu pasti punya banyak kemampuan fisik.

Hiroto: Ahahaha. “Kemampuan fisik” (tertawa)

Takeru: Tapi itu bakalan berguna banget kalau dipake buat ngedance.

Apa?! Dia ngedance?! Ini pertama kalinya aku denger itu!

Hiroto: Nggak, nggak. Aku nggak pernah ngedance kayak Takeru (tertawa).

Takeru: Nggak, nggak, nggak. Aku cuma mau tau dari mana sumber motivasi Hiroto. Aku mau nanyainnya sama kamu, makanya aku merekomendasikan kamu dalam proyek ini.

Hiroto: Oh! Jadi akhirnya sekarang kamu memanfaatkan kesempatan buat kepentinganmu? (tertawa)

Takeru: Gak gitu juga (tertawa)

Hiroto: Kakak ku, yang 10 tahun lebih tua dari aku, dulunya suka ngedance. Abis ngelihat dia, waktu itu umurku sekitar tiga tahun, anehnya aku mulai ngedance bareng dia, jadi kupikir itu mungkin bisa ngebantu skill atletikku. Tapi aku bener-bener nggak tau harus ngapain di atas panggung (tertawa). Sebelum pertunjukan live, dan sebelum aku naik ke atas panggung, aku ngebayangin kalau aku bakalan ngelakuin hal-hal yang keren, tapi waktu udah berdiri di atas panggung, dan waktu aku melangkahin kakiku ke hadapan penonton, pikiranku langsung blank. Sejujurnya, ini karena dulunya aku adalah orang yang menyedihkan (tertawa). Waktu aku SD, aku nggak bisa berinteraksi dengan orang lain. Tapi dalam pikiranku, aku memikirkan banyak hal. Ini karena aku benar-benar yakin kalau dunia berputar disekitarku (tertawa).

Takeru: Ahahaha. Semua orang juga mikir kayak gitu. Khususnya orang-orang yang ada di dalam sebuah band (tertawa).

Hiroto: Ya (tertawa). Saat aku ketemu gitar, aku bahkan mikir “Dengan benda ini, dunia benar-benar akan berputar disekitarku”. Kupikir aku sudah membuat semua hal yang kuimpikan jadi kenyataan. Atau sebenernya, aku punya feeling kalau aku sudah nemuin tempat dimana aku bisa menghidupkan lagi mimpi-mimpiku. Kalau aku nggak punya gitar, dunia mungkin nggak akan berputar disekitarku (tertawa). Aku benar-benar menyedihkan~.

Takeru: Aku ngerti banget maksud kamu! Tapi itu nggak jadi masalah kalau kamu punya gitar. Sedangkan aku nggak punya apa-apa.

Hiroto: Kamu punya nyanyian, kan?

Takeru: Bukan, maksudku, kalau ada seseorang yang ngomong “Tunjukkan padaku apa yang kamu bisa, sekarang”, aku nggak mungkin cuma menyenangkan mereka dengan nyanyian. Butuh banyak waktu buat ngejelasinya dengan kata-kata. Aku nggak mikir kalau itu hal yang baik. Makanya itu jadi salah satu masalah buatku.

Hiroto: Tapi bukankah hal-hal yang kamu kerjakan sekarang ialah bagian dari kepribadianmu? Aku sih mikirnya gitu. Hal-hal yang kamu kerjakan bukan sesuatu yang bisa dikerjakan oleh orang lain.

Takeru: Itu bikin aku seneng. Terima kasih banyak! Kupikir aku bisa ngerti sedikit darimana sumber motivasimu, Hiroto!

Hiroto: Dari kenyataan kalau aku ini orang yang menyedihkan (tertawa)

Takeru: Bukan, bukan itu (tertawa). Tapi itu juga merupakan bagian dari motivasimu. Kalau kamu gak punya bagian itu, mungkin kamu gak bakalan bisa menunjukan explosive power kayak gitu. Biasanya kalau kita nggak punya fondasi kayak gitu, kita nggak bakalan bisa mencapai titik didihnya. Kupikir karena kamu punya banyak reaksi emosi, makanya kamu bisa punya explosive power kayak gitu.

Hiroto: Bener, bener. Tapi gimanapun juga, orang-orang kayak Kawamura Ryuichi dan hyde itu sangat menakjubkan. Kita nggak akan bisa mengalakan mereka. Udah nggak mungkin lagi soalnya mereka udah biasa susah senang di atas panggung. Kurasa mereka bener-bener natural. Sangat mengagumkan. Kupikir itu sangat mengagumkan.

Takeru: Ya. Aku suka banget sama hyde, tapi aku bahkan nggak mau ketemu dia (tertawa).

Hah? Kenapa nggak?

Takeru: Aku selalu kagum sama dia. Kurasa aku nggak mau mikir kalau dia ada di dunia ini (tertawa)

Hiroto: Aku ngerti banget dengan yang kamu omongin! Itu seperti kamu bener-bener suka dan menghormati mereka, jadi kamu nggak mau ketemu mereka.

Takeru: Bener banget.

Itu bagus, pembicaraan sedikit barusan.

Hiroto: Aku pernah punya kesempatan ketemu SUGIZO, trus abis itu kami juga sering ketemu satu sama lain. Tapi semenjak SUGIZO tau kalau aku kagum sama dia, aku ngerasa kalau dia menjaga sedikit jarak diantara kami.

Takeru: Baik banget dia! Aku selalu kagum sama dia!

Hiroto: Sekarang aku punya beberapa junior, jadi kuperhatikan dan rasanya aku harus coba lebih bagus buat jadi senior yang baik seperti yang diharapkan oleh juniorku. Aku nggak bisa terlalu bebas disekitar mereka (tertawa). Setelah berada di band selama 8 tahun, ada saat dimana aku ngerasa kalau aku harus jadi seseorang yang pantas buat dipanggil “senior”. Aku juga mikir kalau aku harus tau dimana aku harus membatasi dalam hal interaksi dengan orang yang aku kagumi dan yang membuatku masuk ke dalam dunia musik.

Artinya kamu mau menunjukan rasa hormat sama beberapa orang, bukan karena hubungan antara senior dan junior, melainkan karena mereka orang-orang yang penting buat kamu, kan?

Hiroto: Benar. Tepat sekali. Mereka tu bukan ada di level dimana kita bisa manggil mereka “senior”. Mereka adalah orang-orang yang membawa kita ke dunia musik. Kalau mikir kayak gitu, kita nggak akan bisa melewati batasnya. Aku harus menjaga jarak dengan mereka.

Takeru: Aku paham.

Hiroto: Tapi, kalaupun aku melihat mereka, aku nggak akan berkecil hati, karena gimanapun juga mereka sangat keren. Tapi ini nggak seperti aku nggak mau ketemu mereka selama sisa hidupku, cuma aku nggak pernah mikir buat terlalu dekat dengan mereka.

Takeru: Aku pahan! Daripada nggak mau berkecil hati, lebih baik kita nggak usah tau terlalu banyak tentang mereka.

Hiroto: Ya.

Jadi kalian mau terus menganggap mereka sebagai “seorang yang kukagumi”.

Takeru: Ya. Intinya kita mikir kalau mereka nggak ada di dunia ini! Kita nggak mau mikir kalau mereka juga bayar pajak sama dengan yang dilakukan orang lain.

Hiroto: Ahahaha. Aku ngerti.

Takeru: Itu mengingatkanku kalau aku pernah sekali merasa kecil hati! Waktu ada salah satu band barat datang ke Jepang, mereka datang ke sebuah toko yang sering aku kunjungi. Mereka kayaknya mikir apa harus beli celana dengan harga 6000 yen, tapi pada akhirnya mereka nggak jadi beli waktu ngeliat harganya trus bilang kalau itu kemahalan! Dengernya aja bikin aku jadi kecil hati (tertawa).

Hiroto: Ahahaha.

Jadi kamu mikir “Jangan bilang kalau 6000 yen itu mahal!”.

Hiroto: Kita harus hati-hati! Itu mungkin bakalan kejadian sama kita. Kalau kita pergi belanja di toko yang pegawai tokonya kenal dengan kita, dan akhirnya gak jadi beli celana dengan harga 6000 yen karena kemahalanan, pegawai tokonya pasti bakal cerita ke fans yang datang ke toko “Waktu Hiroto Alice Nine kesini, dia bilang kalau harga celana itu kemahalan trus gak jadi beli”, bener kan?

Takeru: Ahahaha. Bener! (tertawa). Kita harus hati-hati. Mereka mungkin bakalan ngomong kayak gitu.

Hiroto: Ya. Bahkan ada beberapa sopir taksi yang nggak mikir dua kali buat ngasih tau fans dimana tempat tinggal kita.

Takeru: Ya. Aku nggak suka banget kalau kayak gitu.

Yah memang ada beberapa orang kayak gitu. Pernah sekali ada sopir taksi yang ngasih tau aku tempat tinggalnya Saijou Hideki.

Hiroto + Takeru: Nah kan! (tertawa terbahak-bahak)

Oke sekarang udah 30 menit.

Takeru: Hah~?!

Hiroto: Cepet bener~ (tertawa)

Buat penghabisan, kenapa kamu nggak bikin janji buat Takeru, Hiroto?

Hiroto: Janji?! Oke. Ini bisa jadi hal yang bagus kalau suatu hari nanti kita bisa berada di satu panggung yang sama. Bukankah kelihatannya kita bisa melakukan hal yang menarik bareng-bareng?

Takeru: Ya. Aku selalu pengen melakukan sesuatu yang kayak gitu, jadi aku bakalan seneng banget kalau kita bisa melakukannya! Terima kasih banyak buat hari ini!

Hiroto: Sama-sama. Terima kasih.

Bagian keempat bareng Hiroto (Alice Nine) dan Ryoga (BORN)

cc: oricon
Diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh aliceinrainbows

No comments: