Kami tidak perlu melakukan hal yang mustahil untuk menunjukkan siapa kami
Musikalitas yang tidak terjebak dalam aliran, pandangan seluruh dunia yang menyelubungi seluruh album. Album ini, tepatnya bernama “9”, benar-benar menunjukkan sifat khusus dari Alice Nine. Apa pendapat kalian tentang itu?
Shou: Kami adalah sebuah band yang sudah menentukan jalur kami untuk berbagai jenis aliran sejak awal. Kami tidak melalui tahap dimana kami adalah sebuah band baru yang mencoba hal-hal luar, kami mendapat sebuah suara yang kami sukai di album sebelumnya, “GEMINI” dan “VANDALIZE” dan sebelum-sebelumnya lagi. Pada “9” rasanya kami seperti kembali ke Alice Nine awal, tapi kami mendapat keuntungan dari tantangan yang telah kami alami untuk memberikan suara sebuah kekuatan persuasif. Kurasa ini adalah album dimana kami dengan keras menyatakan, “Ini adalah siapa kami sebagai sebuah band”.
Hiroto: Kurasa beberapa orang akan mempunyai kesan bahwa kami mengambil tema dari “GEMINI” dan memperluasnya lagi pada album ini, tapi ku pikir kami hanya melihat ke situasi kami saat ini tanpa berpikir terlalu keras tentang hal ini. Tentu saja ada banyak tantangan yang berbeda, tapi ku pikir bahwa kami mampu untuk menjejalkan sebanyaknya kecocokan kami sebagai sebuah band.
Saga: Skala itu muncul secara alamiah. Kami tidak berencana untuk keluar dengan cara seperti itu, kau bisa mengatakan bahwa itu istimewa.
Apa yang sudah banyak kalian kumpulkan sampai saat ini. Kenapa kalian berpikir bahwa kalian sudah bisa mencapai hal ini secara alami?
Shou: Hmm… Nah, kembali ke Januari tahun lalu dimana kami mampu memiliki sebuah pertunjukan solo di Budokan. Saya tidak berpikir bahwa kami mampu melakukan itu pada diri kami sendiri, namun hal itu menegaskan hubungan kami dengan para fans dan staff kami, dan kami memfokuskan perasaan kami untuk mereka. Dan juga, karena kami mampu untuk merilis sebuah album seperti “GEMINI”. Secara garis besar, kurasa kedua hal tersebut memberikan kami kepercayaan diri. Itu tidak berarti kami harus melakukan hal yang tidak mungkin untuk menunjukkan siapa kami.
Kau tidak bisa benar-benar mengatakan kami “tidak baik”
Jadi kalian mengatakan bahwa, sebagai hasilnya, kalian mampu untuk blak-blakan mengekspresikan musikalitas yang sudah berhubungan erat yang sudah kalian miliki?
Saga: Kami tidak “memiliki hubungan erat” pada musikalitas. Ini tidak seperti kami membentuk band hanya karena kami semua mengambil sebuah ketertarikan tertentu dalam musik, musikalitas muncul saat kami bekerja. Kau tidak bisa benar-benar mengatakan kami “tidak baik”. Sebagai contoh, jika sebuah band tiba-tiba menemukan diri mereka dengan lagu metal karena sebuah akord yang tidak pas, itu akan menjadi tidak baik.
Jadi kalian mengatakan bahwa, sebagai sebuah band, situasi semacam ini tidak terjadi pada kalian?
Saga: Tidak juga. Ini bahwa tidak ada satupun dari anggota kami yang terlalu formal atau ketat, dan tidak peduli lagu apa yang kami buat, ada situasi tertentu untuk hal itu. Karena kami menyukai semua jenis musik. Kami menyukai metal, kami menyukai J-pop dan lagu-lagu yang populer, dan kami juga mendengarkan Ambient (sebuah aliran musik yang banyak difokuskan pada karakteristik timbral suara).
Hiroto: Dan kami akan terus mendengarkannya.
Saga: Tapi kami membuat banyak kesalahan (tertawa). Tidak ada yang namanya band yang baik dalam segala hal, semua orang pasti merasa sedikit aneh.
Shou: Jadi jika ada bit yang tidak terduga, kami harus menghaluskannya hingga tidak terdengar.
Saga: Ini bukan karena aliran musik kami keren, ada sebuah kesejukan pada musik itu sendiri. Sesuatu seperti itu.
Pernahkah ada orang dari luar band berkata, “Bukankah akan lebih baik jika memiliki proses yang mudah untuk dimengerti?”
Shou: Tidak, kami belum pernah mendengarnya. Orang sudah pernah bertanya apakah sulit untuk mengubah semua perbedaan laras kami semasa hidup.
Kalian memiliki banyak lagu yang membutuhkan tuning yang tidak biasa.
Hiroto: Yeah. (tertawa) Kami memiliki lima jenis perbedaan bukan?
Saga: Kami tidak pernah mempunyai sebuah kehidupan dimana kami hanya menggunakan satu tuning secara keseluruhan. (tertawa)
Hiroto: Aku sudah memperhatikannya, tapi itu masih membutuhkan banyak waktu. Itu benar-benar membawa kami keluar dari jalan kami.
Okano Hajime sangat dekat dengan kami
Kalian bekerja sama dengan Okano Hajime untuk memproduksi album ini, seperti yang kalian lakukan dengan album sebelumnya “GEMINI”. Kalian sudah bekerja sama dengan produsen lain pada single kalian, jadi apa yang membuat kalian memutuskan untuk bekerja sama dengan Okano lagi?
Shou: Dia menantang kami ketika kami sedang mengerjakan “GEMINI”. Kami pikir itu sangat bagus. Ketika kami tiba bersama sebelum mengerjakan album ini, kami mengatakan, “Kami ingin bekerja dengan Okano lagi.”
Hiroto: Dia sangat dekat dengan kami. Kami merasa bahwa dia ahli dalam suara jika bersama dengan kami.
Saga: Itu karena dia tidak terbatasi oleh aliran musik, dia memahami suara-suara baru. Dia berpikir secara luas dan tekun mengenai banyak hal yang berbeda, bukan hanya tentang dirinya sendiri dengan pertunjukan atau ungkapan miring. Dia bisa melihat bagian yang sulit dan berkata, “Mari kita memikirkannya secara lebih sederhana”, tapi di sisi lain dia juga mampu melihat bagian-bagian yang perlu kita lihat lebih dekat.
Oh begitu. Sekarang mari kita lihat beberapa lagu. Intro dari lagu pertama, “Heavenly Tale”, memiliki suasana yang menarik pendengar ke dalam dunia dengan musik yang colorful. Saga, Anda yang mengkomposisinya, apakah Anda menyadari kalau ini akan menjadi lagu pembuka album?
Saga: Aku sudah menyadarinya. Ketika menempatkan album bersama-sama, kami masing-masing berpikir tentang apa yang harus kami lakukan pada lagu pembuka dan penutup. Setelah kami sudah menentukannya, baru kami merencanakan lagu apa yang akan kami masukkan di tengah.
Shou: Ketika sudah saatnya membayangkan album dan bagaimana itu akan dihubungkan dengan sebuah setlist, Saga mengambil inisiatif. Dengan begitu semua orang bisa dengan bebas menyumbangkan ide bersama-sama.
Jika aku membayangkan kami seperti kami 7 tahun yang lalu, aku akan tertawa dengan keras.
Album ini dipenuhi dengan komposisi yang kuat. Saga juga yang mengkomposisi lagu kedua, [“the Arc”], yang mana merupakan sebuah track yang sangat “metal”. Kalian belum benar-benar pernah memiliki lagu seperti ini sebelumnya.
Saga: Tidak, tidak juga. Artinya, hingga sekarang kami sudah cukup banyak membiarkan kesalahan besar lolos. Kami menggunakan double bass drum atau menerjang sesuatu dengan gitar. Aku tahu kami baru saja mengatakan “kau tidak bisa mengatakan kami tidak baik” tapi kami tidak memiliki lagu seperti ini pada saat itu. (tertawa)
Hiroto: Tapi lagu inilah yang dirasakan pertama kali yang ingin dihindari oleh Saga.
Shou: Jika aku membayangkan kami seperti kami 7 tahun yang lalu (ketika kami terbentuk), aku akan tertawa dengan keras. Seperti, “Apa yang sebenarnya coba kami lakukan?”
Jadi mengapa kalian membentuk Alice Nine?
Saga: Itu adalah hasil dari melakukan banyak hal yang berbeda. Kami mau mencoba dan mengembangkan sayap kami, tapi kami tidak yakin jika kami bisa.
Shou: Aku sangat setuju dengan apa yang Saga katakan, tapi itu juga karena musik dari RPGs yang kami mainkan sebagai remaja benar-benar metal.
Hiroto: Itu hanya musik 8- atau 16- bit, tapi kami ingin itu menjadi metal jika kami memainkannya sebagai sebuah band.
Shou: Kami masih ingat ketika kami berpikir bahwa jenis musik itu sangatlah keren. Kami mengingatnya dengan sangat jelas.
Hiroto: Ku pikir pasti ada banyak orang yang membuat game dengan mendengarkan hard rock dan heavy metal.
Saga: Kami sangat ingin bertemu Itoken*. Kami pikir dia jenius
*Ito Kenji. Dia sudah menjadi pencipta musik video game yang sudah menghasilkan banyak karya sejak tahun 1990.
Aku benar-benar merasa seperti hidup ini mencakup segalanya
Lirik Shou di “GALLOWS” benar-benar tak terlupakan. Referensi judul, tempat dimana seseorang di gantung, apakah berarti itu terjadi?
Shou: Ya. Ini dimaksudkan untuk bertindak sebagai seorang memento mori [“pengingat kematian”], untuk membuat orang-orang menyadari akhir dan menunjukkan kepada mereka bahwa keadaan pada saat ini sedang bersinar. Meskipun itu adalah sebuah perasaan bahwa kau akan mendapatkan banyak kehidupan biasa mu. Kami benar-benar ingin menyampaikan kekuatan itu, oleh karena itulah ditunjukkan di judul.
Mengingat dunia yang kita tempati sekarang, harusnya ada banyak pendengar yang memiliki reaksi yang kuat terhadap pesan itu.
Shou: Yeah, kami merasakan perasaan itu. Tentu saja ada aspek negatif terhadapat hal itu, tapi kami ingin mengatakan bahwa kau harus melihat pada aspek positifnya juga.
Ku pikir bahwa lagu Hiroto, “Kasumi” juga mengungkapkan point dari album ini. Suasananya berubah dalam lagu ini, dan ada banyak emosi kental yang berbeda di dalamnya.
Hiroto: Ketika kami pergi pada tur “GEMINI” kami, aku benar-benar merasa seperti hidup ini mencakup segalanya. Banyak hal yang terjadi, ada saat-saat yang benar-benar menyenangkan, tapi ada juga orang-orang yang memiliki keputusasaan yang terlihat di wajah mereka. Rasanya seperti semuanya sangat mendalam. Aku mau mencoba dan menyampaikannya dalam satu lagu, dan inilah lagu itu.
Shou: Ada sebuah rasa yang kuat yang mendesak di awal, namun secara bertahap lagu ini ditutupi dalam sebuah cahaya yang menyilaukan. Kami mencoba untuk mengilhami lirik dengan perasaan tersebut.
Hiroto: Ada saat-saat selama hidup ketika aku berpikir suara Shou pada saat menyanyikan “Oh!” dengan getir, namun sangat menusuk… Itu juga mempengaruhi lagu ini.
Sejujurnya, ku pikir itu sudah menjadi pujian yang baik
Sekarang kita harus bicara tentang kejutan terbesar dari album ini, “Hello, World”. Yang saya ingin katakan, saya sangat terkejut dengan pembacaan puisi Saga.
Shou: Mata semua orang bersinar ketika lagu seperti ini keluar. (tertawa)
Hiroto: Liriknya berbeda dari puisi, tapi kami menambahkan pembacaan puisi setelah kami selesai dengan demonya. Aku tau kalau Saga mempunyai hal semacam ini dalam dirinya, tapi itu masih terasa luar biasa kalau dia membuat lagu seperti ini. (tertawa)
Saga: Aku mau satu lagu seperti ini berada di album. Semua orang seperti berkata “Serius?” Sejujurnya, ku pikir itu sudah menjadi pujian yang baik, tapi itu bukan sesuatu yang bisa aku lakukan, dan bahkan jika aku bisa, fanbase kami pasti akan panik. (tertawa)
(Tertawa) Apakah membaca puisi merupakan hobi mu dari sebelum band ini terbentuk?
Saga: Ketika saya tertarik untuk memulai sebuah band, lalu adalah lagu ini, "Gasutoronjyaa".
Oleh Elephant Kashimashi?
Saga: Aku melihat mereka di TV, dan aku menyadari hal itu (kau bisa memasukkan puisi kedalam musik). Atau mungkin aku mengingatnya. Setelah itu, aku melihat Sano Motoharu melakukan hal ini pada sebuah acara “The Songwriters” di NHK.
Oh, sebuah nama yang tak terduga. Dia mengerjakan lirik dengan Shou, bukan?
Shou: Dia menulis lirik selama konser dengan Saga. Ini sangat menyentuh bahwa mereka merangkum ide tentang musik dengan lirik yang lugas dan tulus, dan mereka menulis lirik dengan berfokus pada sikap itu.
Itu juga merupakan hal yang baru untuk sebuah band. Kebetulan, apa yang kalian pikirkan tentang pertunjukkan live dari lagu ini?
Saga: Aku melihat sesuatu yang tidak terduga. Member yang lain mungkin akan berreaksi seperti, “Huh?”
Shou & Hiroto: (Tertawa)
Saga: Kami akan mulai latihan untuk tur setelah ini, tapi yahhh kurasa kami akan melakukannya dengan cara yang sama seperti lagu-lagu kami yang lain. Meskipun kami licik, kami akan selalu berpikir tentang bersenang-senang.
Shou: Tidak peduli jenis pernyataan seperti apa yang kami buat, kami akan selalu bersenang-senang dengan hal itu.
Pertama dan terpenting kami ingin membawa kebahagiaan untuk mereka yang telah memilih Alice Nine
“Liner” juga terlihat seperti sebuah lagu yang akan terlihat baik ketika dimainkan secara live.
Hiroto: Lagu ini juga agak dipengaruhi oleh tur “GEMINI”. Itu adalah sebuah tur dengan banyak kegelisahan dan ketegangan, sehingga setelah ini selesai…
Ada sebuah perasan bebas?
Hiroto: Yeah. (tertawa) Kami ingin menciptakan sebuah lagu yang akan kami jalani. Setelah itu, kami menyadari pengaruh dari permulaan karir kami. Ketika kami pertama kali berkumpul, kami hanya membuat lagu yang penuh dengan energi, tanpa mengetahui apa yang kami lakukan. Akhir-akhir ini kami merasa kami tidak perlu lagi melakukan hal seperti itu.
Ketika kalian dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan yang kalian peroleh melalui pengalaman, kalian kembali lagi ke point awal band. Kurasa hal itu bisa mengatakan tentang keseluruhan dari “9”. Lagu terakhir dari album ini, “Subete e”, juga terlihat seperti akan menjadi sebuah hal penting dalam diskografi Alice Nine.
Saga: Aku ingin “Subete e” menjadi lagu semacam itu, jika seseorang bertanya apa jenis band Alice Nine, orang-orang akan menunjukkan point tersebut pada pertunjukkan live sebagai wakil dari kinerja kami. Meskipun kami sudah pernah memiliki lagu seperti ini sebelumnya, dan ketika aku berpikir bahwa itu penting, kami ingin terus meningkatkannya. Meskipun kau bisa melihat bahwa kami adalah sebuah band yang sudah aktif untuk waktu yang lama, kami ingin mencontoh band yang terus-menerus meningkatkannya dengan menghilangkan suara lama kami, menggunakan cara yang baik.
Judul “Subete e” [“Untuk semua”] memiliki nafas yang sesuai untuk lagu seperti itu.
Shou: Itu benar. Dari intro hingga ending, kau bisa melihat kehidupan seluruh umat manusia. Itu memiliki sebuah sudut pandang filosofis yang diungkapkan ke dalam lirik. Kami juga bertekad bahwa kami ingin menyampaikan rasa syukur. Kami juga membayangkan suasana dari sebuah kehidupan, dan wajah mereka yang mendengarkan musik kami dan terpengaruh oleh kami.
Karena album ini juga menyertakan tur nasional, itu pasti memiliki arti yang special untuk kalian.
Saga: Ada banyak hal yang perlu dipikirkan, tapi kami ingin dimana ini menjadi jenis dari tur, jika kau melihat semuanya, setiap hal akan memiliki sisa rasa sendiri. Karena melihat kedua musim semi dan musim gugur sangat membosankan jika kau melihatnya pada saat yang sama.
Hiroto: Ini menyenangkan. Kami tidak memiliki banyak kehidupan di masa lalu, dan hingga sekarang kami benar-benar belum melahirkan sebuah tur dalam sebuah album. Kami selalu ingin memiliki sebuah album yang mengatakan, “Inilah semua yang kami miliki, tidak ada yang lainnya lagi.”
Shou: Pada saat seperti ini, orang dapat memilih kegembiraan atau kesedihan, dan pertama-tama kami ingin membawa kebahagiaan bagi mereka yang memilih Alice Nine. Tentu saja, kau bisa merasakan hal tersebut sebagian besar dari hidup kami. Dan seperti yang Hiroto katakan, kami ingin memberikan semua yang kami miliki.
No comments:
Post a Comment