Vol.
3 / Takeru (SuG) x Hiroto (Alice Nine)
Suasana
jadi memanas setelah mereka menemukan kesamaan yang tak terduga…
Takeru:
Kami barusan ngobrol soal betapa bagusnya shampo yang dipake Hiroto.
Hiroto: Ya.
Ini beneran bagus. Gimanapun juga make shampo itu adalah hal yang penting. Atau
lebih bagus lagi, kalau kita make shampo yang bagus sama kondisioner, rambut
kita gak bakalan rusak!
Takeru: Bener
banget. Tapi aku nggak terlalu masalah sama merk yang kupake.
Hiroto: Gak
bener tuh! Pastinya nggak bener.
Dia
bakalan mulai~!
Hiroto:
Mulai apaan? (tertawa)
Takeru:
Kemarin, Shou bilang sejak keluargamu menjalankan bisnis salon kecantikan,
sekalinya kamu ngomong masalah rambut, kamu bakalan kedengeran kayak orang yang
udah ahli dalam urusan rambut dan kamu bakalan semangat banget kalau ngomongin
itu (tertawa)
Hiroto:
Lucu sih, soalnya aku yang paling muda diantara anggota band ku (tertawa). Tapi
aku nggak ngerasa kalau aku lebih tua dari Takeru.
Takeru:
Bener tuh. Kita kan dari generasi yang sama.
Hiroto: Ya.
Ngomong-ngomong, kamu apa, Takeru?
Takeru:
Apaan?
Hiroto: Oh,
bukan gitu maksudku (tertawa). Maksudku musik apa yang kamu dengerin waktu kamu
mutusin buat mulai ngeband?
Takeru: Oh
itu maksud dari “Apa” yang kamu bilang tadi (tertawa). Itu agak ngagetin.
Aku dengerin Dragon Ash, ELLEGARDEN, ORANGE RANGE sama KORN.
Hiroto:
Jadi kamu nggak mulai dengan dengerin Visual Kei.
Takeru: Iya.
Adik perempuan ku yang suka Visual Kei, jadi aku nonton beberapa DVD punya dia, baru abis itu aku belajar tentang
Visual Kei. Lagu pertama yang aku cover itu lagunya SADS, ORANGE RANGE sama
Nirvana.
Hiroto:
Itu
dari genre yang berbeda!
Takeru: Ya.
Aku suka beberapa tipe musik yang berbeda. Dulunya aku suka musik dari beberapa
idol, soalnya mereka punya kualitas yang tinggi. Sebenernya, pas pertama kali,
aku nggak niat punya band, aku maunya jadi penulis drama dan pembuat film.
Hiroto:
Hah?! Maksudnya?
Takeru: Aku
gak begitu mahir dalam urusan musik.
Hiroto:
Kamu? Trus kenapa kamu mulai ngeband?
Takeru:
Abis dengerin lagunya hyde “666” (dirilis pada bulan Desember 2003). Aku merasa kayak dapat sebuah kejutan besar waktu aku pergi nonton pertunjukan live pertama
kali. Pertunjukannya bagus banget, trus aku mikir “Gimana rasanya kalau
dilihat dari atas panggung?”, abis itu aku mulai mikir buat ngeband.
Hiroto: Oh
gitu. Yang mana kamu yang jadi vokalisnya?
Takeru: Iya.
Soalnya aku cuma bisa nyanyi.
Hiroto: Aku
ngerti. Jadi ini nggak seperti kamu mau ngeband karena hal ini lebih kelihatan kayak
kamu ngerasain kalau di dalam suasana sebuah film itu terdapat musik.
Takeru: Bener.
Bahkan sejak aku masih kecil, aku suka banget nonton film sama baca novel, jadi
aku merasa mau bikin duniaku sendiri dimana dunia tersebut terhubung dengan
musik.
Hiroto: Oh
gitu. Itu menarik banget. Abis denger apa yang kamu omongin, aku merasa kalau
ini sama persis dengan apa yang udah kamu kerjakan sama SuG. Kamu bisa melakukan semua hal yang kamu mau lakukan.
Takeru: Ya.
Itu kayak musik kami didasari sama penciptaan.
Hiroto: Ya.
Bener. Novel jenis apa yang kamu baca?
Takeru: Aku
baca apa aja waktu aku masih kecil. Awalnya, aku baca “Gulliver’s Travel”
(tertawa). Tapi novel pertama yang kubaca itu karyanya Ishida Ira.
Hiroto:
Kalau yang kamu baca akhir-akhir ini apa?
Takeru:
Satu novel yang aku baca akhir-akhir ini tuh novelnya Sakuraba Kazuki “Girl
Rowans and Seven Seemingly Cute Adults”.
Hiroto: Apa
kamu juga baca karyanya Nishino Ishin? Kayak “Ghostory”?
Takeru: Oh,
aku pernah denger!
Hiroto:
Ketimbang alur ceritanya, permainan kata-kata yang dia pake tuh lebih menarik.
Karyanya Otsuichi juga menarik banget.
Takeru: Aku
juga suka karyanya Otsuichi! Dulu waktu masih SMA, aku selalu baca karyanya tiap
hari!
Hiroto: Aku
juga banyak baca karyanya. Apa novel Otsuichi favoritmu?
Takeru:
“The Lost Story”! Kalau kamu, Hiroto?
Hiroto: Aku
suka “SEVEN ROOMS”, dari serial “ZOO”.
Takeru: Itu
udah dibuat filmnya, kan? Itu bener-bener keren! Aku juga suka! Aku juga suka
“ZOO”. Aku nemuin kalau ada adaptasi film dari video musik “Kiseki”-nya THE
BACK HORN. Itu tema lagu buat filmya.
Hiroto:
Gaya nulisnya Otsuichi fantastis banget, tapi bukannya itu bakalan menarik
kalau ada beberapa nada sedih disitu?
Takeru: Ya!
Udah pernah baca karyanya Tsunekawa Koutarou “Night Market”, Hiroto?
Hiroto: Belum.
Takeru: Kalau kamu suka karyanya Otsuichi, aku
ngerekomendasiin novel itu! Aku yakin kamu pasti suka!
Hiroto: Beneran?
Bakalan aku baca deh.
Kalian
benar-benar menemukannya ya (tertawa)
Takeru: Ya!
Hiroto:
Pastinya (tertawa). Tapi kamu beneran suka novel, kan?
Takeru:
Suka banget. Aku suka film sama video musik juga! Waktu aku masih pelajar, aku
bahkan cuma nonton acara TV yang nayangin video musik aja. Aku nonton semuanya
dari #100 sampai #1!
Hiroto: Aku
inget acara itu (tertawa). Aku juga dulu nonton itu. Tapi waktu kamu masih
pelajar, bukankah ada banyak anak laki-laki lain yang juga baca novel, kan?
Takeru:
Nggak ada. Tapi ada beberapa orang di dunia Visual Kei yang suka baca novel.
Hiroto:
Bener. Semua yang aku lakuin waktu itu, dan yang aku lakuin sekarang cuma baca
novel sama main gitar (tertawa). Karena bagian mendasar dari dalam diriku ini
sangat menyedihkan (tertawa).
Takeru:
Sama dong (tertawa). Tapi kamu agresif banget waktu di atas panggung, Hiroto!
Kayak melompat ke atas speaker trus main gitar disana. Aku kaget banget
waktu lihat kamu kayak gitu pas pertama kali.
Anehnya,
orang ini (Hiroto) sebenarnya melakukan hal-hal
aneh kayak gitu juga (tertawa)
Hiroto: Ya
(tertawa), Ya. Ya, gitu lah (tertawa).
Takeru:
Ahahaha. Tapi kamu pasti punya banyak kemampuan fisik.
Hiroto:
Ahahaha. “Kemampuan fisik” (tertawa)
Takeru:
Tapi itu bakalan berguna banget kalau dipake buat ngedance.
Apa?!
Dia ngedance?! Ini pertama kalinya aku denger itu!
Hiroto:
Nggak, nggak. Aku nggak pernah ngedance kayak Takeru (tertawa).
Takeru:
Nggak, nggak, nggak. Aku cuma mau tau dari mana sumber motivasi Hiroto. Aku
mau nanyainnya sama kamu, makanya aku merekomendasikan kamu dalam proyek ini.
Hiroto: Oh!
Jadi akhirnya sekarang kamu memanfaatkan kesempatan buat kepentinganmu?
(tertawa)
Takeru: Gak
gitu juga (tertawa)
Hiroto:
Kakak ku, yang 10 tahun lebih tua dari aku, dulunya suka ngedance. Abis
ngelihat dia, waktu itu umurku sekitar tiga tahun, anehnya aku mulai ngedance
bareng dia, jadi kupikir itu mungkin bisa ngebantu skill atletikku. Tapi aku
bener-bener nggak tau harus ngapain di atas panggung (tertawa). Sebelum
pertunjukan live, dan sebelum aku naik ke atas panggung, aku ngebayangin kalau
aku bakalan ngelakuin hal-hal yang keren, tapi waktu udah berdiri di atas
panggung, dan waktu aku melangkahin kakiku ke hadapan penonton, pikiranku
langsung blank. Sejujurnya, ini karena dulunya aku adalah orang yang
menyedihkan (tertawa). Waktu aku SD, aku nggak bisa berinteraksi dengan orang
lain. Tapi dalam pikiranku, aku memikirkan banyak hal. Ini karena aku
benar-benar yakin kalau dunia berputar disekitarku (tertawa).
Takeru:
Ahahaha. Semua orang juga mikir kayak gitu. Khususnya orang-orang yang ada di
dalam sebuah band (tertawa).
Hiroto: Ya
(tertawa). Saat aku ketemu gitar, aku bahkan mikir “Dengan benda ini, dunia
benar-benar akan berputar disekitarku”. Kupikir aku sudah membuat semua hal
yang kuimpikan jadi kenyataan. Atau sebenernya, aku punya feeling kalau aku
sudah nemuin tempat dimana aku bisa menghidupkan lagi mimpi-mimpiku. Kalau aku
nggak punya gitar, dunia mungkin nggak akan berputar disekitarku (tertawa). Aku
benar-benar menyedihkan~.
Takeru: Aku
ngerti banget maksud kamu! Tapi itu nggak jadi masalah kalau kamu punya gitar.
Sedangkan aku nggak punya apa-apa.
Hiroto:
Kamu punya nyanyian, kan?
Takeru:
Bukan, maksudku, kalau ada seseorang yang ngomong “Tunjukkan padaku apa yang
kamu bisa, sekarang”, aku nggak mungkin cuma menyenangkan mereka dengan nyanyian.
Butuh banyak waktu buat ngejelasinya dengan kata-kata. Aku nggak mikir kalau
itu hal yang baik. Makanya itu jadi salah satu masalah buatku.
Hiroto:
Tapi bukankah hal-hal yang kamu kerjakan sekarang ialah bagian dari
kepribadianmu? Aku sih mikirnya gitu. Hal-hal yang kamu kerjakan bukan sesuatu
yang bisa dikerjakan oleh orang lain.
Takeru: Itu
bikin aku seneng. Terima kasih banyak! Kupikir aku bisa ngerti sedikit darimana sumber
motivasimu, Hiroto!
Hiroto:
Dari kenyataan kalau aku ini orang yang menyedihkan (tertawa)
Takeru:
Bukan, bukan itu (tertawa). Tapi itu juga merupakan bagian dari motivasimu.
Kalau kamu gak punya bagian itu, mungkin kamu gak bakalan bisa menunjukan explosive power kayak gitu. Biasanya kalau kita nggak punya fondasi kayak gitu, kita
nggak bakalan bisa mencapai titik didihnya. Kupikir karena kamu punya banyak
reaksi emosi, makanya kamu bisa punya explosive power kayak gitu.
Hiroto:
Bener, bener. Tapi gimanapun juga, orang-orang kayak Kawamura Ryuichi dan hyde
itu sangat menakjubkan. Kita nggak akan bisa mengalakan mereka. Udah nggak
mungkin lagi soalnya mereka udah biasa susah senang di atas panggung. Kurasa
mereka bener-bener natural. Sangat mengagumkan. Kupikir itu sangat mengagumkan.
Takeru: Ya.
Aku suka banget sama hyde, tapi aku bahkan nggak mau ketemu dia (tertawa).
Hah?
Kenapa nggak?
Takeru: Aku
selalu kagum sama dia. Kurasa aku nggak mau mikir kalau dia ada di dunia ini
(tertawa)
Hiroto: Aku
ngerti banget dengan yang kamu omongin! Itu seperti kamu bener-bener suka dan menghormati mereka, jadi kamu nggak mau ketemu mereka.
Takeru:
Bener banget.
Itu
bagus, pembicaraan sedikit barusan.
Hiroto: Aku
pernah punya kesempatan ketemu SUGIZO, trus abis itu kami juga sering ketemu
satu sama lain. Tapi semenjak SUGIZO tau kalau aku kagum sama dia, aku ngerasa
kalau dia menjaga sedikit jarak diantara kami.
Takeru:
Baik banget dia! Aku selalu kagum sama dia!
Hiroto:
Sekarang aku punya beberapa junior, jadi kuperhatikan dan rasanya aku harus coba
lebih bagus buat jadi senior yang baik seperti yang diharapkan oleh juniorku.
Aku nggak bisa terlalu bebas disekitar mereka (tertawa). Setelah berada di band
selama 8 tahun, ada saat dimana aku ngerasa kalau aku harus jadi seseorang yang
pantas buat dipanggil “senior”. Aku juga mikir kalau aku harus tau dimana aku
harus membatasi dalam hal interaksi dengan orang yang aku kagumi dan yang
membuatku masuk ke dalam dunia musik.
Artinya
kamu mau menunjukan rasa hormat sama beberapa orang, bukan karena hubungan antara
senior dan junior, melainkan karena mereka orang-orang yang penting buat kamu,
kan?
Hiroto:
Benar. Tepat sekali. Mereka tu bukan ada di level dimana kita bisa manggil mereka
“senior”. Mereka adalah orang-orang yang membawa kita ke dunia musik. Kalau
mikir kayak gitu, kita nggak akan bisa melewati batasnya. Aku harus menjaga
jarak dengan mereka.
Takeru: Aku
paham.
Hiroto: Tapi, kalaupun aku melihat mereka, aku nggak akan berkecil hati, karena
gimanapun juga mereka sangat keren. Tapi ini nggak seperti aku nggak mau ketemu
mereka selama sisa hidupku, cuma aku nggak pernah mikir buat terlalu dekat
dengan mereka.
Takeru: Aku
pahan! Daripada nggak mau berkecil hati, lebih baik kita nggak usah tau terlalu
banyak tentang mereka.
Hiroto: Ya.
Jadi
kalian mau terus menganggap mereka sebagai “seorang yang kukagumi”.
Takeru: Ya.
Intinya kita mikir kalau mereka nggak ada di dunia ini! Kita nggak mau mikir
kalau mereka juga bayar pajak sama dengan yang dilakukan orang lain.
Hiroto:
Ahahaha. Aku ngerti.
Takeru: Itu mengingatkanku kalau aku pernah sekali merasa kecil hati! Waktu ada salah satu
band barat datang ke Jepang, mereka datang ke sebuah toko yang sering aku kunjungi. Mereka kayaknya mikir apa harus beli celana dengan harga 6000 yen,
tapi pada akhirnya mereka nggak jadi beli waktu ngeliat harganya trus bilang
kalau itu kemahalan! Dengernya aja bikin aku jadi kecil hati (tertawa).
Hiroto:
Ahahaha.
Jadi
kamu mikir “Jangan bilang kalau 6000 yen itu mahal!”.
Hiroto:
Kita harus hati-hati! Itu mungkin bakalan kejadian sama kita. Kalau kita pergi
belanja di toko yang pegawai tokonya kenal dengan kita, dan akhirnya gak jadi
beli celana dengan harga 6000 yen karena kemahalanan, pegawai tokonya pasti
bakal cerita ke fans yang datang ke toko “Waktu Hiroto Alice Nine kesini, dia
bilang kalau harga celana itu kemahalan trus gak jadi beli”, bener kan?
Takeru:
Ahahaha. Bener! (tertawa). Kita harus hati-hati. Mereka mungkin bakalan ngomong
kayak gitu.
Hiroto: Ya.
Bahkan ada beberapa sopir taksi yang nggak mikir dua kali buat ngasih tau fans
dimana tempat tinggal kita.
Takeru: Ya.
Aku nggak suka banget kalau kayak gitu.
Yah
memang ada beberapa orang kayak gitu. Pernah sekali ada sopir taksi yang ngasih
tau aku tempat tinggalnya Saijou Hideki.
Hiroto
+ Takeru: Nah kan! (tertawa terbahak-bahak)
Oke
sekarang udah 30 menit.
Takeru:
Hah~?!
Hiroto:
Cepet bener~ (tertawa)
Buat
penghabisan, kenapa kamu nggak bikin janji buat Takeru, Hiroto?
Hiroto:
Janji?! Oke. Ini bisa jadi hal yang bagus kalau suatu hari nanti kita bisa
berada di satu panggung yang sama. Bukankah kelihatannya kita bisa melakukan hal yang menarik bareng-bareng?
Takeru: Ya.
Aku selalu pengen melakukan sesuatu yang kayak gitu, jadi aku bakalan seneng banget
kalau kita bisa melakukannya! Terima kasih banyak buat hari ini!
Hiroto:
Sama-sama. Terima kasih.
Bagian keempat bareng Hiroto (Alice Nine) dan Ryoga (BORN)
cc: oricon
Diterjemahkan ke bahasa
Inggris oleh aliceinrainbows
No comments:
Post a Comment